"LULUS"
Kata itu mungkin yang paling diinginkan pemerintah untuk diterima oleh semua murid SMA di Indonesia. Pemerintah begitu amat sangat menginginkan semua pelajar SMA murni lulus. Karena untuk mengejar ketinggalan standar pendidikan dari negeri tetangga, Malaysia.

Namun, apakah para pelajar tersebut mampu untuk menghadapi hal itu? Mungkin sebagian besar berkata "TIDAK", sisanya pun mungkin berkata "TIDAK TAHU". Pemerintah tak pernah peduli akan hal itu. Tak pernah bertanya apakah bisa benar-benar lulus dengan murni 100%. Tak pernah datang ke sekolah-sekolah untuk menanyakan keluhan para pelajar tentang "ketakutan" menghadapi UAN.


Bayangkan saja! Belajar selama 3 tahun, hanya ditentukan dalam waktu 5 hari saja. Pun tak ada pengulangan ujian jika tak lulus. Mampukah? Tak semuanya mampu.
Pemerintah boleh bangga dengan kelulusan UAN para pelajar SMA pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi, apakah pemerintah pernah berpikir bagaimana pelajar-pelajar tersebut bisa lulus dengan mudahnya? Hampir sebagian besar peserta UAN menghalalkan segala cara untuk bisa lulus UAN. Termasuk membeli soal bocoran UAN dengan harga yang tergolong sangat mahal bagi para pelajar.



Setiap tahunnya pemerintah menaikan nilai standar kelulusan UAN. Dari yang awalnya 3,5, hingga sekarang mencapai 5,5.
Mungkin benar apa yang telah dikatakan temanku, sebut saja namanya Sugie. Menurutnya, semua itu hanya tuntutan "formalitas" dan "keegoisan" pemerintah untuk membanggakan keberhasilan memimpinnya kepada negeri-negeri tetangga. Tak terpikir olehnya bahwa semua itu hanya menambah beban para pelajar.
Bagaimana jika diantara pelajar tersebut ada yang tak lulus, lalu mengikuti program Paket C dan mendapat ijazah Paket C, tapi tak ada universitas yang mau menerima dengan ijazah tersebut, juga tak ada yang mau menerima lowongan kerja? Apakah pemerintah memberikan tampungan agar mereka bisa berkuliah dan bekerja?
Tak mungkin?! Dari dulu sampai sekarang pemerintah tak pernah melakukan hal itu. Sehingga program tersebut hanya merugikan peserta UAN yang tak lulus.

Coba kita pikirkan lagi? Apakah semua yang dilakukan pemerintah tersebut bisa menjadi sangat efektif untuk menambah kualitas pendidikan Indonesia?
Mungkin hal tersebut hanya bisa diterima oleh sebagian kecil orang Indonesia, yang tak perduli pada masa depan diri mereka sendiri juga negeri ini.
Semua hanya bisa terus berjuang mati-matian untuk menghadapi UAN tersebut. Namun, kita tak perlu berkecil hati hanya karena hal tersebut. Teruslah berjuang agar bisa menjadi yang lebih baik untuk hari depan.